"Dulu tahun 1990-an harga tanahnya Rp 5 ribu/meter persegi, tetapi nggak ada yang mau karena hutan," ungkap Ekky, Marketing pengembang rumah PT Cahaya Garuda Perkasa kepada detikFinance, Sabtu (27/09/2014).
Tetapi siapa sangka, harga tanah di Jonggol terus melesak naik hingga kini mencapai Rp 1 juta/meter persegi. Salah satu alasan kenaikan harga tanah yang cukup tinggi di Jonggol karena isu ingin dijadikan ibu kota negara menggantikan Jakarta.
"Harga naik karena terdorong berita ibu kota Jakarta akan berpindah ke Jonggol," imbuhnya.
Saat harga tanah murah, para pengembang mulai masuk dan mengincar banyak tanah di Jonggol. Hingga akhirnya banyak pengembang membangun proyek rumah tapak di Jonggol termasuk PT Cahaya Garuda Perkasa.
PT Cahaya Garuda Perkasa juga mengembangkan satu kawasan pemukiman rumah tapak sebanyak 1.600 unit yang dinamakan Griya Garuda Permai. Dengan luas bangunan 36 meter persegi dan luas tanah 72 meter persegi bangunan ini dijual dengan harga Rp 120 juta.
"KPR bank Rp 108 juta dengan uang muka hanya Rp 6 juta. Cicilan bisa 3 pilihan yaitu 10 tahun Rp 1.267.931 per bulan, 15 tahun Rp 985.892 per bulan, 20 tahun Rp 853.606 per bulan," jelasnya.
(wij/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
Anda sedang membaca artikel tentang
Isu Mau Jadi Ibu Kota, Tanah Jonggol Naik dari Rp 5.000/M2 Jadi Rp 1 Juta/M2
Dengan url
https://bacterialviruses.blogspot.com/2014/09/isu-mau-jadi-ibu-kota-tanah-jonggol.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Isu Mau Jadi Ibu Kota, Tanah Jonggol Naik dari Rp 5.000/M2 Jadi Rp 1 Juta/M2
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Isu Mau Jadi Ibu Kota, Tanah Jonggol Naik dari Rp 5.000/M2 Jadi Rp 1 Juta/M2
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar