Jakarta -Salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden 2014-2019, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, mengusung rencana pembangunan tol atas laut di Pantai Utara.
Tol ini memiliki keunggulan karena telah terlebih dahulu dilakukan studi kelayakannya oleh konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sayangnya, fasilitas tersebut hanya akan dikembangkan membentang Pulau Jawa saja, sehingga dipandang kurang mendukung pada pemerataan ekonomi di pulau-pulau lain di Indonesia.
"Jalan tol atas laut ini bagus, tapi kan ini kan tidak bisa antar pulau. Jadi cuma bisa dirasakan di pantai utara Pulau Jawa saja," kata Ekonom Fauzie Ichsan saat dihubungi detikFinance, Sabtu (24/5/2014).
Dikatakannya, proyek ini sebenarnya bukan hal baru sehingga bila benar-benar ingin diterapkan, seharusnya tidak memakan waktu lama.
"Ini kan bukan hal baru, artinya tinggal diteruskan saja. Malah kalau ini mau diterapkan ya berarti rencana yang lama itu harus diakselerasi. Karena bukan hal baru, harusnya lebih mudah untuk diterapkan meskipun ya tidak murah juga,"
Fauzie mengatakan, seharusnya konsep ini juga bisa dikembangkan di pulau-pulau lainnya. Namun demikian, terlebih dahulu perlu dilakukan uji kelayakan tentang perbandingan biaya yang diperlukan untuk rencana tersebut dan seperti apa manfaat yang akan diterima masyarakat pada akhirnya.
"Dampak pasti positif, tapi yang terpenting juga harus disampaikan dulu bagaimana hasil uji kelayakannya. Masyarakatkan juga perlu tau biayanya berapa-berapa, manfaatnya berapa?" tutup dia.
Sebelumnya, konsorsium BUMN yang diketuai PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah mengumumkan rencana pengembangan ruas tol atas laut. Jasa Marga sebagai pimpinan konsorsium saat ini melakukan studi kelayakan untuk ruas Semarang- Surabaya. Konsorsium ini rencananya membangun tol atas laut yang menghubungkan Jakarta- Surabaya.
(ang/ang)Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!