Jembrana -Target pemerintah agar Indonesia swasembada daging sapi atau maksimal 10% impor pada 2014 tampaknya sulit tercapai. Pasalnya, dari ketuhan 575.000 ton daging tahun ini, peternak sapi lokal hanya mampu memasok hingga 460.000 ton.
Sisanya sebanyak 115.000 ton atau 10% lebih dari proyeksi kebutuhan, terpakasa dipasok dari impor. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro menjelaskan Indonesia sebetulnya telah swasembada daging namun ketersediaan pasokan tersebut terhambat akibat lemahnya ketersediaan infrastruktur dan saran pendukung mobilisasi sapi hidup hingga daging beku dari sentra penghasil sapi ke pasar-pasar di Jabodetabek.
Selama ini angkutan sapi mengandalkan transportasi darat atau truk akibatnya sering terjadi masalah di dalam penurunan bobot hingga minimnya kapasitas daya angkut.
"Potensi lokal yang tersedia 540 ribu ton daging. Tapi karena masalah transportasi yang kurang baik maka maksimum 2014 sampai di pasar 460 ribu ton. Defisit 115 ribu ton. Kalau bicara ketersediaan sapi 2014 swasembada dicapai. Sisanya tinggal 7% lagi atau di bawah 10%. Karena nggak ada penyediaan infrastruktur maka kekurangannya di atas 10% atau 115 ribu ton," kata Syukur saat launching sapi Bali di pejantan Bali di BPTU HPT Denpasar, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu (26/4/2014).
Untuk mendukung dan mempercepat rencana penyediaan sarana dan prasarana mobilisasi sapi dan daging lokal, Kementan mengaku memperoleh bimbingan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Yang paling utama swasembada distribusi dan transportasi. Maka Kementan gandeng Kemenhub. Itu di bawah bimbingan Litbang KPK. Di lintas sektor sedang menyusun program aksi. Kami ditargetkan oleh pendamping KPK dalam 2 tahun sarana bisa teratasi," sebutnya.
Untuk mempercepat mobilisasi peternakan dan daging, Kementan juga menggandeng Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menjelaskan pihaknya bekerjasama Kemenhub untuk penyediaan kapal khusus angkutan ternak. Next
(ang/ang)Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!